Tahun 2017 merupakan momen spesial
bagi Sukanto Tanoto. Bagi pendiri
grup Royal Golden Eagle (RGE) ini, tahun ini merupakan momen ke 50 tahun dalam
menerjuni bisnis. Kesempatan itu akhirnya dimanfaatkannya untuk mencanangkan
nilai dasar perusahaan.
Sukanto Tanoto lahir di Belawan pada 25
Desember 1949. Ia dikenal sebagai pengusaha andal sehingga mendapat julukan
Raja Sumber Daya. Sebutan itu diperolehnya berkat kemampuannya dalam
membesarkan RGE.
Pada
1973, Sukanto Tanoto mendirikan RGE
dengan nama awal Raja Garuda Mas. Awalnya ini hanya perusahaan skala lokal.
Namun berkat tangan dingin dan kerja kerasnya, RGE berkembang menjadi korporasi
skala global.
Di
bawah kepemimpinan Sukanto Tanoto,
RGE menerjuni beragam bidang bisnis pemanfaatan sumber daya alam. Mereka
memiliki perusahaan yang bergerak dalam industri kelapa sawit, pulp dan kertas,
selulosa spesial, serat viscose, hingga pengembangan energi.
Berkat
semua itu, aset RGE ditaksir mencapai 18 miliar dolar Amerika Serikat. Bukan
hanya itu, mereka sanggup membuka kesempatan kerja untuk sekitar 60 ribu orang
di berbagai belahan dunia.
Kesuksesan
RGE tak lepas dalam pengalaman panjang yang dimiliki oleh Sukanto Tanoto dalam bisnis. Bayangkan saja, ia telah menerjuni
dunia usaha sejak usia 18 tahun. Hal itu awalnya dilakukan demi menyambung
hidup.
Lahir dari sebuah keluarga sederhana, Sukanto Tanoto merupakan sulung dari tujuh bersaudara. Ketika peristiwa G30S meletus pada 1965, sekolah Sukanto Tanoto ditutup. Tak lama berselang, ayahnya sakit keras. Sebagai anak tertua, mau tak mau ia mengambil tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya. Ia pun mengelola toko keluarga yang berjualan onderdil kendaraan, bensin, dan minyak.
Lahir dari sebuah keluarga sederhana, Sukanto Tanoto merupakan sulung dari tujuh bersaudara. Ketika peristiwa G30S meletus pada 1965, sekolah Sukanto Tanoto ditutup. Tak lama berselang, ayahnya sakit keras. Sebagai anak tertua, mau tak mau ia mengambil tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya. Ia pun mengelola toko keluarga yang berjualan onderdil kendaraan, bensin, dan minyak.
Hal
itulah yang akhirnya menjadi awal petualangan Sukanto Tanoto dalam bisnis. Ia akhirnya mendapatkan kesempatan
untuk mendirikan perusahaan sendiri hingga akhirnya membesarkan RGE.
Tak
aneh jika pengalaman panjang dimilikinya. Sukanto
Tanoto tahu persis seluk-beluk dunia bisnis yang akhirnya dituangkan dalam
nilai dasar RGE. Hal tersebut diharapkan itu akan membantu semua pihak di
perusahaannya sebagai kerangka kerja dan tata perilaku bekerja.
Dalam
merumuskannya, Sukanto Tanoto
mengambil intisari berbagai hal di dalam RGE. Alhasil, meski baru dirumuskan
secara konkret pada tahun 2017, nilai-nilai dasar tersebut sejatinya sudah
dipraktikkan di tubuh RGE sejak lama.
COMPLEMENTARY TEAM
Nilai
dasar RGE pertama yang dirumuskan oleh Sukanto
Tanoto berkaitan dengan kerja sama sebagai tim. Semua karyawan hendaknya
saling melengkapi. Mereka bekerja saling membantu untuk menggapai satu tujuan
yang sama.
Sukanto Tanoto menyebutnya sebagai complementary team. Dengan pencanangannya sebagai nilai dasar, diharapkan proses kerja di tubuh RGE berjalan mulus karena semua pihak tidak membatasi pekerjaan menjadi per bagian. Semua menjadi satu kesatuan untuk menggapai target.
Tim yang saling melengkapi sebenarnya sudah menjadi bagian dari keseharian RGE sejak lama. Salah satu dicontohkan oleh Asia Symbol dan Pacific Oil & Gas.
Pada Mei 2016, tim Pacific Oil & Gas di Rhizao menjalankan dua buah kegiatan besar sekaligus. Mereka harus mempersiapkan pertemuan antara Chairman dan pejabat senior di Shandong sekaligus penandatangan investasi Rizhao Clean Energy Comprehensive Utilisation Project.
Kala itu, tim Pacific Oil & Gas benar-benar sibuk sehingga butuh bantuan. Mereka mengontak tim Asia Symbol di Shandong untuk meminta pertolongan. Permintaan mereka disambut baik dalam waktu cepat sehingga perhelatan berjalan mulus.
Sukanto Tanoto menyebutnya sebagai complementary team. Dengan pencanangannya sebagai nilai dasar, diharapkan proses kerja di tubuh RGE berjalan mulus karena semua pihak tidak membatasi pekerjaan menjadi per bagian. Semua menjadi satu kesatuan untuk menggapai target.
Tim yang saling melengkapi sebenarnya sudah menjadi bagian dari keseharian RGE sejak lama. Salah satu dicontohkan oleh Asia Symbol dan Pacific Oil & Gas.
Pada Mei 2016, tim Pacific Oil & Gas di Rhizao menjalankan dua buah kegiatan besar sekaligus. Mereka harus mempersiapkan pertemuan antara Chairman dan pejabat senior di Shandong sekaligus penandatangan investasi Rizhao Clean Energy Comprehensive Utilisation Project.
Kala itu, tim Pacific Oil & Gas benar-benar sibuk sehingga butuh bantuan. Mereka mengontak tim Asia Symbol di Shandong untuk meminta pertolongan. Permintaan mereka disambut baik dalam waktu cepat sehingga perhelatan berjalan mulus.
OWNERSHIP
Sukanto Tanoto memasukkan rasa
kepemilikan sebagai bagian dari nilai dasar RGE. Hal ini dimaksudkan agar semua
karyawan merasa memiliki perusahaan.
Perwujudannya
bermacam-macam. Melalui nilai dasar
ownership, karyawan diajak untuk menggapai target ambisius. Tujuan
dipercaya akan digapai karena ada keyakinan semua bisa dilakukan.
Bagi
seorang pemimpin, kepemilikan ditunjukkan dengan memimpin lewat contoh nyata.
Mereka melakukan segala hal agar menjadi panutan bagi timnya.
Semangat
ini sudah dimiliki oleh Royal Golden Eagle sejak dulu. Contoh nyata ketika
pabrik Pacific Oil & Gas di Xiamen rusak diterjang Badai Meranti pada 15
September 2016.
Kala
itu, meski angin bertiup kencang hingga 173 km per jam, tim manajemen tetap
berada di pabrik untuk memastikan keamanannya. Namun, karena badai sedemikian
dahsyat, pabrik tetap rusak.
Karena
rasa kepemilikan besar, para karyawan dan manajemen segera bergerak bersama
ketika badai berhenti. Mereka membersihkan dan memperbaiki kerusakan, sehingga
pabrik di Xiamen merupakan pabrik tercepat yang bisa kembali beroperasi.
PEOPLE
Nilai dasar RGE ketiga yang
dicanangkan oleh Sukanto Tanoto
terkait dengan orang. Sukanto Tanoto
mengharuskan RGE memperlakukan karyawannya secara profesional dan adil.
Di
dalam perusahaan, tidak ada pembeda-bedaan. Semua mendapat kesempatan untuk
berkembang yang sama. Promosi atau penghargaan diperoleh berdasarkan kemampuan
dan prestasi.
Semangat
itu sudah dirasakan secara nyata oleh karyawan RGE. Salah satu contohnya adalah
Yeah Lin yang kini bekerja di Apical. Ia masuk ke RGE pada tahun 2011 sebagai
Management Trainee di Asian Agri.
Sesudah itu ia sempat berpindah-pindah posisi sebelum ke Apical. Namun, selama itu Yeah Lin merasa mendapat kesempatan berkembang yang besar. Selain itu, ia tidak merasa direndahkan meski masih terhitung junior.
Sesudah itu ia sempat berpindah-pindah posisi sebelum ke Apical. Namun, selama itu Yeah Lin merasa mendapat kesempatan berkembang yang besar. Selain itu, ia tidak merasa direndahkan meski masih terhitung junior.
INTEGRITY
Integritas merupakan bagian
penting dari operasi perusahaan. Tanpa integritas dipastikan laju operasional
tidak akan berjalan baik. Hal inilah yang mendasari Sukanto Tanoto mencanangkannya sebagai bagian dari nilai dasar RGE.
Ia
bermaksud menyatakan bahwa semua pihak harus selalu bisa menjaga integritas
setiap saat. Bertindak jujur merupakan keharusan. Semua masalah juga wajib
diselesaikan dengan baik.
CUSTOMER
Tanpa
pelanggan, roda bisnis tidak bisa berputar dengan baik. Maka, Sukanto Tanoto menyebutkan orientasi pelanggan
sebagai salah satu nilai dasar di tubuh RGE.
Dengan
berpegang pada nilai dasar ini, RGE
diharapkan selalu mampu menghasilkan produk dan layanan terbaik. Dengan
tujuannya memberikan kepuasan pada pelanggan.
Contoh
yang bagus tentang menjalankan nilai dasar berorientasi kepada pelanggan
dijalankan oleh Asia Symbol. Mereka pernah mendapat pembeli yang menginginkan
kertas dengan 79 hingga 80 gram per lembar. Padahal, saat itu produk tersebut
belum ada.
Namun,
Asia Symbol mau menata mesin sedemikian rupa untuk mengakomodasi keinginan
pelanggan yang akhirnya bisa menghasilkan kertas seberat 79,5 gram per lembar.
Karena merasa puas, pelanggan meningkatkan order hingga sepuluh kali lipat.
CONTINUOUS IMPROVEMENT
Nilai dasar terakhir yang
dicanangkan oleh Sukanto Tanoto
untuk RGE selaras dengan kepribadiannya. Ia tidak pernah puas dengan sebuah
pencapaian sehingga selalu belajar untuk meningkatkan hasil dan performa. RGE
diharapkan oleh Sukanto Tanoto mampu bersikap serupa.
Mereka
diharuskan haus pembelajaran. Proses kerja terus ditingkatkan untuk meraih
hasil yang lebih baik. Ini pernah dijalankan dengan baik oleh Asian Agri.
Dulu
Asian Agri sempat kekurangan jumlah pekerja pada masa panen kelapa sawit besar.
Para pekerja yang ada banyak yang mengundurkan diri karena merasa target
memanen 3 ton per hari mustahil.
Namun,
sebuah terobosan dilakukan oleh Asian Agri. Mereka memanfaatkan alat yang
disebut becak panen. Mulanya banyak penolakan karena tidak familiar.
Tapi, ada seorang pekerja yang mau melakukannya. Hasilnya panenannya melebihi target. Ia mampu mendapatkan 4,8 ton per hari sehingga penghasilannya lebih besar. Kesuksesan itu akhirnya membuat para pekerja lain mau memakai becak panen.
Itulah nilai-nilai dasar RGE yang dicanangkan oleh Sukanto Tanoto. Semuanya diharapkan menjadi panduan sehingga langkah kerja di perusahaan berjalan baik.
Tapi, ada seorang pekerja yang mau melakukannya. Hasilnya panenannya melebihi target. Ia mampu mendapatkan 4,8 ton per hari sehingga penghasilannya lebih besar. Kesuksesan itu akhirnya membuat para pekerja lain mau memakai becak panen.
Itulah nilai-nilai dasar RGE yang dicanangkan oleh Sukanto Tanoto. Semuanya diharapkan menjadi panduan sehingga langkah kerja di perusahaan berjalan baik.